Monday, September 28, 2009

Pengertian Seni Secara Umum dan Sejarahnya



Kata “seni” adalah sebuah kata yang semua orang dipastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda. Konon kabarnya kata seni berasal dari kata “SANI” yang kurang lebih artinya “jiwa yang luhur/Ketulusan jiwa”. Mungkin saya memaknainya dengan keberangkatan orang/seniman saat akan membuat karya seni, namun menurut kajian ilmu di Eropa mengatakan “ART” (artivisial) yang artinya kurang lebih adalah barang atau karya dari sebuah kegiatan. Namun kita tidak usah mempersoalkan makna ini, karena kenyataannya jika kita memperdebatkan makna yang seperti ini akan semakin memperkeruh suasana kesenian, biarlah orang memilih yang mana terserah mereka. Berdasarkan penelitian para ahli menyatakan seni atau karya seni sudah ada sejak lebih dari 60.000 tahun yang lampau. Bukti ini terdapat pada dinding-dinding goa di Prancis Selatan. Buktinya berupa lukisan yang berupa torehan-torehan pada dinding dengan menggunakan warna yang menggambarkan kehidupan manusia purba. Artefak atau bukti ini mrngingatkan kita pada lukisan moderen yang penuh ekspresi. Hal ini dapat kita lihat dari kebebaan mengubah bentuk. Satu hal yang membedakan antara karya seni manusia Purba dengan manusia moderen adalah terletak pada tujuan penciptaannya. Kalau manusia purba membuat karya seni/ penanda kebudayaan pada massanya adalah semata-mata hanya untuk kepentingan sosioreligi, atau manusia purba adalah figure yang masih terkungkung oleh kekuatan-kekuatan di sekitarnya. Sedangkan manusia moderen membuat karya seni/penanda kebudayaan pad massanya digunakan untk kepuasan pribadinya dan menggambarkan kondisi lingkungannya “mungkin”. Dengan kata lain manusia adalah figur yang ingin menemukan hal-hal yang baru dan mempunyai cakrawala berfikir yang lebih luas. Semua bentuk kesenian pada jaman dahulu selalu ditandai dengan kesadaran magis, karena memang demikian awal kebudayaan manusia. Dari kehidupan yang sederhana yang memuja alam sampai pada kesadaran terhadap keberadaan alam.

Pada awalnya seni diciptakan untuk kepentingan bersama/milik bersama. Karya-karya seni yang ditinggalkan pada masa pra-sejarah digua-gua tidak pernah menunjukkan identitas pembuatnya. Demikian pula peninggalan-peninggalan dari masa lalu seperti bangunan atau artefak di mesir kuno, Byzantium, Romawi, India, atau bahkan di Indonesia sendiri. Kalaupun toh ada penjelasan tertentu pada artefak tersebut hanya penjelasan yang menyatakan benda/bangunan tersebut dibuat untuk siapa. Ini pun hanya ada pada setelah jaman, kata para ahli arkiologi. Kita bisa menyimpulkan kesenian pada jaman sebelum moderen kesenian tidak beraspek individualistis.

Sejak kapan fungsi individualistis dari seni mulai tampak ? menurut para sejarahwan,seni memasuki jaman moderen, kenapa ini bias terjadi ? “karena mengikuti pola berfikir manusia yang maunya mencari kebaruan dan membuat perubahan (entah baik atau buruk)”.



Dalam sejarah seni terjadi banyak pergeseran. Sejak renaisans atau bahkan sebelumnya, basis-basis ritual dan kultis dari karya seni mulai terancam akibat sekularisasi masyarakat. Situasi keterancaman itu mendorong seni akhirnya mulai mencari otonomi dan mulai bangkit pemujaan secular atas keindahan itu sendiri. Dengan kata lain fungsi seni menjadi media ekspresi, dan setiap kegiatan berkesenian adalah berupa kegiatan ekspresi kreatif, dan setiap karya seni merupakan bentuk yang baru, yang unik dan orisinil. Karena sifatnya yang bebas dan orisinil akhirnya posisi karya seni menjadi individualistis.

Seni pada perkembangannya di jaman moderen mengalami perubahan atau pembagian, yakni seni murni atau seni terapan/ seni dan desain yang lebih jauh lagi seni dan desain oleh seorang tokoh pemikir kesenian yang oleh orang tuanya diberi nama Theodor Adorno diberi nama “Seni Tinggi” untuk Seni Murni dan “Seni Rendah” untuk Seni Terapan atau Desain. Karena menurutnya dalam seni tinggi seorag seniman tidak dipengaruhi faktor-faktor eksternal (kebutuhan pasar/bertujuan komersil) dalam menciptakan sebuah karya seni/ murni ekspresi. Sedangkan seni rupa rendah adalah seni yang dalam penciptaannya dipengaruhi oleh faktor-faktor eksternal. Adorno menganggap seni harus berbeda dengan benda lain (barang); ia harus mempunyai “sesuatu”. Sesuatu itu tidak sekedar menjadi sebuah komoditas. Karena sebuah karya atau benda yang sebagai komoditas akan menghancurkan semangat sosial, pola produksi barang yang menjadi komoditas adalah pola yang diitentukan dari atas oleh seorang produsen.

Terakhir kita menuju pada jaman Post-moderen / Kontemporer. Di jaman Kontemporer ini bentuk seni itu harus menyenangkan, sekarang malah bias sebaliknya. Yang dulunya karya seni itu setidaknya masih mempertimbangkan etika sosial,etika agama atau etika-etika lain, namun sekarang mungkin kesemuanya itu bias jadi hnya sebagai aturan usang.

Radikal kah?? Itu hanya kelihatannya.



Kondisi ini terjadi karena seniman sudah pada titik jenuh dan marah “mungkin”. Marah atau jenuh pada siapa :

  1. Pada lingkungannya atau pada sesuatu yang telah ada

  2. Atau para seniman marah dan uak pada perlakuan pasar kapitalisme yang menurutnya terlalu radikal terhadap karya seni. Yang sedikit-sedikit karya seni itu dinilai dengan nominal. Padahal karya seni itu sebelum dinilai adalah “nol”. Selebihnya adalah makna, ide, representasi, rekreasi, acuan etik, dokumentasi “politik” dan “sejarah”, perlawanan, luka ,kekecewaan, paradigma, atau sekedar main-main belaka, dll (menurut Adi Wicaksono,seorang kritikus seni asal jogya).

  3. Atau para seniman marah pada kritikus yang dalam kritiknya memberikan pemaknaan yang terlalu sembrono sehingga esensi pesan dari karyanya menjadi tidak karuan.



Di era kontemporer ini juga banyak lahir bentuk seni yang baru,semisal :

  1. Klik Art : yang dalam pembuatannya seseorang tidak harus membuatnya dengan Hand Made (melukisnya sendiri). Dalam Klik Art ini siapa saja bias membuat lukisan dengan memanfaatkan gambar yang ada atau lukisan orang lain yang mungkin dirubah atau ditambahi bahkan dikurangi. Tapi perlu di ingat dalam Klik Art ini kamu harus bias mngoperasikan computer dan program-programnya yang digunakan dalam kegiatan ini, misalnya : Corel Draw, Photoshop, atau yang lainnya.

  2. Net Art : adalah bentuk seni yang mana dalam pamerannya dilakukan diruang maya (Internet), di Net Art ini kamu bias mengubah gambarnya jugs, atau mengurangi dan menambahi, atau mungkin kamu mengganti inisial pembuatnya dengan namamu,itu sah-sah saja. Namun perlu diingat, walaupun kamu merubah atau mengganti inisial pencipta pada karya Net Art ini si pembuat akan semakin bangga karena ia merasa menang dan puas karena karyanya ternyata interaktif dan lebih parah lagi kamu sudah masuk perangkap permainan sang pembuat. Satu lagi yang terkenal bukan kamu,namun sipemilik situs dimana karya itu dimuat.

  3. Video Art / Video instalasi : Video Art ini tidak bea dengan seni instalasi yang mana dalam aktualisasinya si seniman memanfaatkan teknologi televisi yang terkoneksi dengan video, atau computer, jadi pesan yang ingin disampaikan si creator itu diserahkan pada seonggok mesin, tapi kadang sikreator juga menyertakan tubuhnya atau tubuh orang lain, yang sepertinya kita melihat itu mirip seni pertunjukkan, namun ini bukan seeni pertunjukkan, karena masih ada unsure rupa-nya,namun juga bukan seni rupa,karena dalam video art ini insurnya gerak, bunyi, dan sastra juga dipakai. Dan banyak bentuk seni-seni yang lain.



Yang jelas pada jaman kontemporer ini sekat antara cabang-cabang seni berusaha dihilangkan atau bahkan sudah hancur, maksudnya sekat antara cabang seni itu adalah : yang dulunya ada seni rupa sendiri,lantas seni tari,seni musi. Yang ada adalah hanya kata dan bentuk kesenian yang mempunyai hasil atau artefak yang bias dinikmati, diapresiasi, diinterpretasi, diperjual belikan atau kalau menurut kamu jelek bias dicaci maki, bebaslah. Yang penting tidak sampai menyinggung perasaan yang membuat,karena apa,kamu bias-bisa di caci maki balik.



Sumber : endonesa

No comments:

Post a Comment